Aku tak pernah tahu jika mencintai seseorang bisa menjadi salah. Sesalah ini.
Aku juga tidak pernah tahu jika pada akhirnya, mencintaimu adalah kebenaran yang disalah-salahkan.
Oleh siapa?
Oleh aku kamu yang menolak rasa, atau oleh langit yang cemburu pada kita?
Sudah, berhenti berdebat tentang kekalahan.
Di kesempatan ini, aku hanya ingin menyampaikan apa yang hatiku coba pertahankan.
Di
banyak tempat di hatiku, ada ramai tertulis jelas namamu dengan huruf
tebal-tebal, dan warna-warni mencolok hingga bisa dengan mudah terbaca
bahkan oleh orang yang hatinya buta. Bahkan nama-nama lain pun tersingkir karena hanya ada namamu yg selalu membekas.
Tak ada lagi nama dia. Nama orang yang selama ini kamu benci dengan sangatnya.
Iya, kini dia pergi.
Nama
itu yg adalah namamu telah kuhapus rata dengan segenap kekuatan yang aku punya. Sebelum
sempat aku beritahukan padamu. Tepat sebelum kamu melangkah pergi keluar
dari ceritaku.
Dan kamu? Iya, kamu juga pergi.
Dan aku? Iya, sekarang aku sendiri.
Dan kalian? Iya, kudoakan kalian bisa menemu bahagia yang lain di luar sana.
Dan kita? Iya, kita pernah bersama, tertawa, menangis dan berbagi mimpi.
Dan sekarang? Sekarang semuanya berakhir. Selamat tinggal.
Dan
soal nama-nama di hatiku? Sudah, semuanya sudah kuhapus. Sekarang yang
ada hanya tinggal luka menganga. Berdarah merah, berkusam abu. Menunggu
sembuh.
Aku pergi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar